Saat ku tatap sebuah dinding yang penuh akan foto kebahagiaan saat kita bersama. Teringat akan sebuah kisah indah 6 bulan lamanya. Disaat kita meneroka Probolinggo, berkeliling layaknya anak muda yang haus akan rasa keingin tahuan. Panasnya terik matahari, dinginnya hujan lebat seakan menjadi selimut putih yang selalu melindungi. Apa yang telah kita lakukan telah melebihi batas akal, tanpa sadar kita telah melakukan hal yang tak mampu di tembus dengan logika. Tanpa lelah kita selalu berusaha untuk berkarya, tak hiraukan apa kata mereka, tetap berjalan lurus kedepan dengan membawa sejuta impian.
Do You Remember This ? |
Jika ku lihat panasnya aspal, gemuruh hujan yang sangat kencang, dan hamparan sawah hijau nan membentang. Kerap kali terandai-andai sebuah kata yang selalu membawaku dan menyakinkanku, "Man Jadda Wa Jada". Ingatkah kawan akan hal itu ?, sebuah kata yang sering kita serukan, menjadikan yel-yel penebar semangat. Tidak rindukah akan kenangan indah yang terukir itu ?, jujur kawan. Dirimulah harapanku, dirimulah semangatku, dan dirimulah motivatorku, yang aku kenal dan setara denganku. Akan kah kita terbang bebas kembali ?
Menyisiri pantai mangrove yang tak asing dengan batu karang, dulu pernah menggoreskan ribuan luka dikaki. Tapi berkerjasama, agar kita tak tenggelam akan ombak yang datang. Walaupun waktu itu jalan setapak ditutupi murkanya air laut, dengan rela kami menjadi pengatur arah. Berbasah-basah ?, itu sudah biasa. Atau juga saat kita bergerilya di hamparan sawah. Disaat ibu sutradara menangis saat seekor tikus melintasi kakinya. Saat kawan gemuk kita bermandikan lumpur menyelamatkan sepedanya yang terjatuh. Tak hanya itu kawan, bagaimana dengan eksplorasi menuju Ronggojalu. Berenang menikmati derasnya air segar, memandang pemandangan alam, dan melihat salah satu teman kita terjatuh dari sepeda.
Rintikan hujan di depan istana Tuhan merupakan awal jalinan kebersamaan kita. Diskusi pertama yang berkesan, disaat seluruh crew masih bermandikan liur negeri mimpi. Memacu sepeda melintasi licinnya terotoar. Dan semua berakhir, seakan terpecah, tepat kita menerima hasil belajar yang memilukan. Tepat tanggal 1 Juni 2013, itulah terakhir kali kita menjadi sebuah kesatuan yang tak terpecah. Seakan tak percaya, ku coba ingat, ingat, dan ingat.... tapi hasilnya, itulah kenyataan yang harus ku terima.
Rintikan hujan di depan istana Tuhan merupakan awal jalinan kebersamaan kita. Diskusi pertama yang berkesan, disaat seluruh crew masih bermandikan liur negeri mimpi. Memacu sepeda melintasi licinnya terotoar. Dan semua berakhir, seakan terpecah, tepat kita menerima hasil belajar yang memilukan. Tepat tanggal 1 Juni 2013, itulah terakhir kali kita menjadi sebuah kesatuan yang tak terpecah. Seakan tak percaya, ku coba ingat, ingat, dan ingat.... tapi hasilnya, itulah kenyataan yang harus ku terima.
Hanya foto-foto inilah yang mampu mengingatkan akan kebersamaan kita dulu, walauku tak kuasan menahan air mata saat melihatnya....
0 Komentar