Perjalanan ini bermula diwaktu aku menduduki bangku SMP. Aku adalah seorang pemuda yang memang suka berpetualangan. Sekolahku merupakan salah satu sekolah tervaforit di kota Bayuangga. Siswa dan gurunya sangatlah berpegang teguh pada aturan, tak terkecuali aku. Walaupun aku disekolahkan disana hal itu tak menjamin jika diriku seperti mereka. Ya benar, sering kali aku bersekolah sering kali aku mendapat masalah. Terlambat, bolos kelas, tidur pada saat KBM, itulah kebiasaanku pada waktu itu. Namun semua itu berubah ketika aku mengenal mereka.
Aditya, Rafi, Ice, Sheila, dan Salsa, mereka semua adalah teman yang merubah kebiasaan burukku. Sahabat..., itulah kata yang pantas ku ucupkan pada mereka. Aditya yang hyperaktif mampu memberiku semangat, Rafi yang super baik hati membuatku betah bersamanya, Ice si gadis kurus tapi pendiam menjadikanku malu tuk berbuat kesalahan, Sheila si anggun yang mempesona, dan si Salsa yang suka bercanda. Mereka berlima dan kami berenam bersama-sama memulai kisah perjalanan dan petualangan.
Semua ini berawal pada saat liburan semester tiba. Kita berenam merasa risau untuk mengisi kekosongan itu. Hingga suatu saat ketika kami sedang berkumpul di bawah rindangnya pohon ceri, terpintas sebuah ide untuk petualangan baru. Kami memutuskan untuk berpetualang ke arah barat keluar dari kota Probolinggo.
Doc Penulis : Perjalanan di Pantai Mangrove Ketapang, Probolinggo |
Perjalananpun dimulai, penuh semangat dan penuh kegembiraan menemani perjalanan kami. Canda tawa kita jalin bersama. Sepeda butut yang ku gayuh seakan menjadi sebuah kebanggaan tersendiri karna di barengi oleh mereka. Semua sedikit terhenti ketika ban sepedaku bocor. Bimbang dan khawatir menyelimuti kami pada waktu itu, akhirnya kami putuskan untuk mencari tempat tambal ban. Kami memasuki sebuah gang yang menjorok ke bawah, begitu menakjubkannya ketika diriku dan kawan-kawanku melihat hamparan sawah bersebelahan dengan pantai yang sangat indah. Lebih beruntungnya lagi, kita juga menemukan seorang tambal ban ditempat itu. Akhirnya ku titipkan sepeda bututku tersebut dengan harapan bisa digunakan kembali.
Menunggu merupakan sesuatu yang membosankan, akhirnya kamipun memutuskan untuk meninggalkan sepeda dan menitipkannya pada si pahlawan sepeda. Kami berenam pergi menyisiri sawah yang bersampingan dengan laut tersebut. ~~~
Nah, cerita di atas hanyalah sedikit gaya cerpen yang admin buat. Untuk kepastiannya, lebih baik kita jelaskan secara ilmiah agar lebih pasti.
Hutan Mangrove di kota Probolinggo sangatlah luas. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari seorang petani tambak bernama Abu Bakar, luas hutan mangrove di kota Probolinggo sekitar 400 ha atau sempanjang pantai pilang dan ketapang. Dalam hutan mangrove ini juga terdapat puluhan tambak ikan. Tambak-tambak tersebut difungsikan sebagai tempat mencari nafkah.
Doc Penulis : Tim Ekspedisi Mangrove |
Disekitar hutan mangrove tersebut juga terdapat ladang pertanian yang tumbuh subur. Wow, bisa kita bayangkan betapa besarnya potensi pertanian yang ada di kota Bayuangga ini. Tempat ini juga sering dijadikan tempat untuk kegiatan penanaman 1000 mangrove. Menurut Abu Bakar, tak jarang wali kota Probolinggo, Bpk. HM. Buchori berserta rombongan sepedanya mendatangi tempat ini.
Betapa hebatnya kota Probolinggo, kita sebagai generasi muda sebaiknya menggerakkan sebuah aksi baru, yaitu menjadikan "Pantai Mangrove Wisata Baru yang Penuh Pesona". Keep your spirit, wait your time to lead.
0 Komentar